Monday, August 14, 2006

Nenek Tua Itu ....

Friday, 11 Agustus 2006
Beberapa menit berlalu dari pukul 5 sore, aku bergegas merapikan meja kerja untuk segera pulang. Selalu hari-hari di kantor berhias kerinduan dengan buah hati semata wayangku. Agak tergesa-gesa aku meninggalkan kantor, takut penumpang semakin ramai dan aku bakal tidak kebagian bangku.
Alhamdulillah Kopaja 57 masih menyisakan dua bangku kosong. Di deretan paling belakang sebagian sudah di isi oleh penumpang yang semuanya laki-laki muda dan setengan baya. Satu bangku kosong lagi di depannya, sebelahnya sudah duduk seorang Ibu-ibu tua. Sambil tersenyum padanya aku segera meletakkan badanku yang penat ini. Aku termangu melihat raut wajahnya, "sudah tua sekali Ibu ini" gumamku sesaat.
Aku tidak bisa menebak pasti umurnya, tapi paling tidak umurnya sudah di atas 60 tahun. Kulit keriput membalut seluruh tulangnya , giginya pun tinggal satu dua sehingga bicaranya tidak begitu jelas, beberapa helai rambutnya keluar dari penutupnya , warnanya sudah putih ,namun kulitnya kelihatan bersih.
Tak tahan dengan rasa ingih tahuku, aku mulai mengajaknya ngobrol.
"Nenek sendirian ? tadi dari mana ?" tanyaku.
"Iya, dari Blok M ? " jawabnya sambil tak lupa tersenyum.
"Wah, anak cucunya mana kok nggak ada yang jemput ? " tanyaku lagi.
"Kerja semua " jawabnya lagi.
Beberapa pertanyaan aku lontarkan sepanjang perjalanan, untuk menghilangkan rasa pegal karena macetnya jalan warung buncit. Nenek itu bercerita, beberapa kali dalam semingu dia harus pergi ke Blom M. Aku tidak berani bertanya apa pekerjaanya tapi melihat bawaanya, aku menduga nenek ini berjualan baju bekas Allohualam. Setiap pergi ke Blok M, berangkat dari rumahnya di daerah Condet jam sebelas-an siang, jam tujuh atau delapan baru akan sampai di rumah. Ya Alloh, tiba-tiba aku merasa kasihan sekaligus kagum dengannya.
Beberapa saat kami sama-sama diam, nenek itu sesekali melihat keluar , sesekali menahan ngantuk, ketika tersadar melihatku sambil senyum-senyum, akupun membalas senyumnya.
Sampai di stasiun Kalibata, bus harus berhenti karena ada kereta yang mau lewat.
Ketika itu naiklah seorang anak lelaki kecil membaca botol bekas minuman berisikan pasir, di tepuk-tepukkannya ke telapak tangan yang satunya sambil bernyanyi "Alhamdulillah" nya Opick. Menyanyi dengan sangat tidak serius, aku malas memberinya 'balasan' . Tetapi rasa kasihan sebagai seorang Ibu lebih kuat, tak urung aku merogoh kepingan 500-an di tasku. Aku ulurkan kepadanya, Ya Alloh, maafkan hamba-Mu ini jika memberi dengan tidak ikhlas ....
Tapi tiba-tiba aku terpana ketika nenek tua itu memberikan lembaran uang 1.000-an ke tangan lelaki kecil itu. Aku malu pada diriku sendiri, nenek yang kelihatannya tak lebih makmur dariku ini ..... oh.
Bus akhirnya sampai di Cililitan, sang nenek permisi untuk segera turun, dia masih harus ganti angkutan sekali lagi untuk sampai rumahnya. Sambil membantu mengeluarkan bawaanya dari bawah bangku aku mengucapkan selamat jalan dan supaya berhati-hati, senyuman yang menjawabnya.
Ada hal yang membuatku terkesan bahwa :
- Bekerja tak kenal lelah , tak kenal umur. Terlepas dari bekerja karena kebutuhan atau bukan, mengajarkan kepada kita bahwa kita yang masih muda ini harus lebih giat dan tekun dalan bekerja, dengan penuh ikhlas dan menggunakan ilmu yang cerdas serta tidak menyimpang dari ajaran agama, senantiasa Alloh akan membalas semuanya. Bekerjalah karena ingin Ibadah.
- Beramal sholeh dengan iklhas , niscaya Alloh akan memberimu balasan yang berlipat. Entah balasan itu akan ktia terima selama hiduo di dunia atau kelak jika di akherat. Alloh mencintai orang-orang kaya yang dermawan, tapi lebih suka kepada orang yang miskin tapi dermawan.

Ya Alloh, lindunguilah nenek itu di manapun berada.